autosurf
Showing posts with label Wisata Budaya. Show all posts
Showing posts with label Wisata Budaya. Show all posts

Thursday, 12 January 2017

Tari Kecak Ubud – Tari Eksotis Bali


Salah satu banyaknya pariwisata di Bali yang menawarkan tempat wisata yang menawan adalah daerah Ubud, kabupaten Gianyar. Kawasan ini banyak membuat para wisatawan yang berkunjung kagum dan ingin kembali lagi merasakan keseruan yanga ada didalamnya. Tak hanya wisatawan domestik saja yang merasakannya bahkan wisatawan mancanegara pun antusias menikmatinya.

Sudah tak asing lagi, bahwa objek wisata di Ubud terkenal dengan wisata air yang mampu memacu adrenalin penikmatnya yakni Arung Jeram di SungaiAyung Ubud dan wisata kesenian yang melegenda adalah seni Tari Kecak Bali. Banyak pengakuan dari mereka yang pernah berlibur disini berkata belum lengkap rasanya jika tida melihat atu menonton secara langsung Tari Kecak ubud.

Jadwal pementasan Tari Kecak Ubud selalu digelar pada tempat berdeda-berbeda setiap harinya dan dimulai sekitar pukul 18.45 – 19.30 WITA. Selain itu dipentaskan oleh beberapa sanggar atau kelompok seni yang berbeda-beda pula, seperti halnya sanggar seni Trene Jenggala, Semara Madya, Sandhi Suara, Desa Adat Sambahan, Junjungan, Ubud Kaja, Taman Kaja dan Padang Subadra.

Tidak bisa dipungkiri bahwa objek wisata di Ubud terkenal dengan suguhan budaya Balinya yang masih asli. Seperti yang sudah banyak diketahui, dalam pementasan Tari Kecak diambil dari kisah perjalanan Sang Rama saat di hutan bersama istrinya Sinta dan adiknya Laksmana.  Kemudian Dewi Sinta di culik oleh Rahwana, selama Rama menolong istrinya dibantu oleh Hanoman ( kera putih ).

Disaat tari Kecak Ubud dipentaskan, para pengiringnya tidak menggunakan gamelan, tabuh ataupun alat musik lainnya, melainkan mengkombinasikan suara vokal “cak” dari para penarinya yang mana duduk melingkar mengelilingi penari utama. Pementasan akhir ditutup dengan tarian api atau atraksi api sehingga tak jarang mengenalnya dengan nama Tari Kecak Api.

Tempat pementasan Tari kecak Ubud ini, pada setiap harinya selalu digelar di tempat berbeda tidak seperti di Pura Uluwatu ataupun GWK ( Garuda Wisnu Kencana ) yang hanya dipentaskan di satu loksi tersebut. Untuk melihat seni budaya ini selalu saja banyak penonton yang antusias menyaksikannya dan berikut jadwalnya :
  • Hari Senin, berada di Desa Junjungan mulai pukul 18.30 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000 dan di Pura Dalem Ubud mulai pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rp. 80.000.
  • Hari Selasa, berada di Padang Tegal Kaja mulai pukul 19.00 WITA dengan tiket Rp. 75.000 dan di Jaba Pura Taman Sari mulai pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000.
  • Hari Rabu, berada di Padang Tegal Kaja mulai dari pukul 19.00 WITA dengan tiketnya Rp. 80.000 dan di Pura Batu Karu mulai dari pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000 serta di Pura Dalem Taman Kaja mulai dari pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rpp. 75.000.
  • Hari kamis, berada diPuri Agung Peliatan mulai dari pukul 18.45 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000 dan di Jaba Pura Taman Sari mulai pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000 serta di Pura Batu Karu mulai dari pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000.
  • Hari Jum’at, berada di Pura Padang Kertha mulai dari pukul 19.00 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000 dan di Pura Dalem Ubud mulai pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rp. 80.000.
  • Hari Sabtu, berada di Padang Tegal Kaja mulai pukul 19.00 WITa dengan tiketnya Rp. 75.000 dan di Pura Dalem Taman Kaja mulai pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000.
  • Hari Minggu, berada di Padang Tegal Kaja mulai pukul 19.00 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000 dan di Pura Batukaru mulai pukul 19.30 WITA dengan tiketnya Rp. 75.000.

NB :

Harga tiket yang tertera diatas merupakan harga per-orang, jika pembaca ingin melihat pementasan Tari Kecak Ubud yang lebih ekspetakuler dan spesial datanglah pada bulan purnama, yang mana tarian ini di pentaskan di Museum Arma Ubud yang dimulai dari pukul 18:45, dengan harga tiketnya sebesar  Rp. 100.000 per-orang.

Perlu diperhatikan bahwa harga tiket diatas sewaktu-waktu bisa berubah, harga tiket Tari Kecak Ubud jauh lebih murah dibandingkan pementasan Tari Kecak di Pura Uluwatu. Hal ini dikarenakan lokasi Pura uluwatu memiliki pemandangan dengan latar belakang samudera Hindia yang diperindah dengan paronama sunset, membuatnya semakin spektakuler dan mempesona.

Jika anda melakukan perjalanan ke tempat wisata tersebut, sangat penting untuk menegetahui jam tayang dan lokasinya. Disaat sore hari pada umumnya akses jalan menuju ke Ubud cenderung agak padat, jadi usahakanlah datang lebih awal dan untuk pembelian tiketnya bisa langsung datang di lokasi.

Selamat berlibur !!!

Eksplor lagi yuk obyek wisata terdekatnya, yang mana tak kalah unik dan menarik. Informasi lengkapnya bisa anda baca dibawah ini :

Tari Barong Ubud – Seni Budaya Bali Yang Mendunia



google-site-verification: googlead5c95e3f2c8be65.html

Wednesday, 11 January 2017

Desa Ubud – Menawarkan Liburan Yang Seru


Keindahan paronama alama di Pulau Bali memang mempesona, hal ini merupakan salah satu daya tarik para wisatawan untuk berkunjung dan berlibur dikawasannya. Sebut saja Desa Ubud merupakan wilayah pedesaan yang asri, harmoni, tenang dan teduh. Paronama alamnya nan cantik diketinggian pegunungan ialah tempat ribuan seniman Bali yang bermukim, maka tidak mengherankan bila disebut sebagai kampung seniman Bali.

Desa Ubud sebagai salah satu tempat wisata di Bali yang sudah populer semejak tahun 1930-an, yang mana masih didalam pemerintahan kabupaten Gianyar. Sudah tak asing lagi bahwa kabupaten ini memiliki banyak seniman berbakat, bahkan dapat dikatakan sebagai pusat budaya dan seni di Bali, yang  khususnya seni lukis, seni ukir, seni patung, seni tari serta seni musik tradisional Bali.

Objek wisata kali ini terletak di antara areal persawahan, kawasan hutan yang alami serta diapit dengan jurang dan sungai. Sebagian besar warga setempat didalam kehidupan sehari-hari mereka tidak lepas dari unsur seni dan budaya ( mata pencaharian ). Baik dari seniman lukis, seniman kerajinan tangan ataupun seniman tari.

Tahukah anda bahwa daerah ini pernah dijadikan lokasi syuting artis terkenal Hollywod ? yang taka lain adalah Julia Roberts di film drama Eat Pray Love. Karakter Desa Ubud bisa dikatakan “nyeni” dan “teduh-tenang”, alasan inila yang membuat Desa Ubud berbeda dengan desa-desa lainnya di Pulau Bali yang kebanyakan selalu ramai khas hiruk piruk kesibukan kota.

Nah, bagi anda yang mendambakan berlibur di suatu tempat yang sangat begitu nyaman, maka Desa Ubud bisa menjadi tujuan utamanya. Selain kelebihan itu, kawasan ini juga menawarkan hasil karya seni yang beraneka ragam di ratusan toko-toko seni yang selalu ada di setiap pinggir jalan atau pelosok desa tersebut.
Di kawasan obyek wisata ini banyak menawarkan tempat inap yang bervariatif dengan harga yang terbilang terjangkau. Jika menginginkan suasana ketenangan dengan diimbangi suara derik jangkrik pada malam hari, kamar tanpa AC dan TV, juga suara kodok berdengkung nyaring tanpa putus sepanjang malam, maka Desa Ubud adalah tempat yang tepat untuk berlibur.

Oh iya, perlu diketahui terlebih dahlu bahwa penginapan di Desa Ubud bertipe hunian yang digabung dengan konsep alam sekitarnya. Didaerah ini kebanyakan hotel non AC dan tanpa TV, hal ini dikarenakan bersebelahan dengan persawahan Ubud yang berhawa sejuk. Selain itu ada juga yang kamar mandinya “open space”, yang mana mandi sambil menatap langit terbuka diatas kepala.

Berendam air panas didalam bath tub sembari melihat tebaran bintang yang berkilauan di langit malam adalah moment yang bayak diburu oleh wisatawan yang berkunjung di Desa Ubud. Jika beruntung, anda bisa melihat kunang-kunang yang berkelip indah dimalam hari yakni di area Tegal Lalang.

Disaat pagi menyapa, Desa Ubud juga menawarkan aktifitas olahraga yang bisa memacu adrenalian anda yang taka lain adalah Arung Jeram Sungai Ayung. Sungguh liburan yang mengasyikkan dan seru jika berlibur di Bali mengunjungi kawasan ini, maka dari itu Desa Ubud jangan sampai lewatkan dari agenda liburanmu ya Sob.

Alamat :

Desa Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.
Selamat berlibur dan semoga menyenangkan !!!


Obyek wisata terdekatnya bisa anda cari infromasinya di bawah ini :

Tuesday, 10 January 2017

Desa Blimbing Sari – Desa Wisata Unik Bali


Pariwisata di Pulau Bali menawarkan berjuta-juta keindahan yang sangat mempesona, dari setiap sudut daerahnya pasti ditemui destinasi wisata yang memiliki keunikan dan daya tarik sendiri. Seperti halnya di Desa Blimbing Sari ini juga tak luput dari penulis utuk di kulas secara detail informasi wisata yang ada didalamnya.                                             
Nuansa kebudayaan Bali masih sangat kental di Desa Blimbing Sari, yang mana ada dua buah bangunan Gereja yang begitu megah, yakni berada di Banjar Blimbingsari ( Gereja Pniel  ) dan di Banjar Ambyarsari ( Gereja Imanuel ). Keduan gereja tersebut dihiasi dengan ornamen ukir-ukiran di setiap sudutnya yang merupakan ukiran khas Bali.
Disetiap bangunan tersebut dibuatkan sebuah bale yang disebut dengan bale Kulkul, yakni tempat dimana kulkul yang terbuat dari kayu digantung. Kulkul merupakan sejenis alat musik yang dipergunakan untuk memanggil para umat agar datang dan melaksanakan peribadatan, ( jikalau digereja-gereja lainnya menggunakan lonceng ).
Keindahan serta keramah tamahan masyarakat Desa Blimbing Sari ialah salah satu dari daya tarik wisatawan untuk berkunjung. saat ini dibangun tempat wisata yaitu Grojogan. Tempat wisata tersebut selalu rapi dan terjaga kenersihannya, karena selalu diadakan kegiatan kegiatan gotong royong untuk menyapu, membersihkan desa, mencukur rumput di setiap rumah dan masih banyak lagi kegiatan positif yang ditujukan untuk menambah keindahan di Desa Blimbing Sari.
Meskipun di daerah Bali identik dengan umat Hindhu, tak memungkinkan untuk selalu rukun dengan agama lain. Hal ini sudah jelas di Desa Blimbing sari dengan adanya bangunan Gereja sang bisa di bilang sangat megah. Toleransi inilah yang membuat banyaknya wisatawan mengyukai dan berminat untuk berlibur desini, karena merasa nyaman.
Di setiap hari raya terkhusus hari Natal dan perayaan hari raya lainnya,  masyarakat disini selalu semangat dan berantusias memasang penjor. Bahkan ada anggapan warga sekitar, jikalau tidak memasang penjor di hari raya terkesan kurang ramai dan kurang semarak. Kuinikannya tidak cukup itu saja hlo Guys, di saat mengadakan kebaktian di Gereja umat kristiani juga mempergunakan pakaian adat Bali seperti kamben, udeng, kebaya dan lain sebagainya.
Tak luput dari pendetanya yang memimpin acara kebaktiaan juga mempergunakan Bahasa khas Bali, satu lagi yang sangat mencirikan adat Bali ialah menggunakan alat musik gambelan Bali untuk mengiringi Liturgi atau puji-pujian. Moment tersebut juga menjadi daya tarik para wisatawan untuk melihat secara langsung bagaimana perpaduan kedua budaya itu bisa terjadi.
Guna mengobati rasa penasaran, banyak sekali para wisatawan lokal maupun mancanegaraturut hadir dan tidak cukup hanya melihatnya saja. Tetapi ada yang ikut serta bagaimana acara ibadah dari suatu agama bisa dikombinasikan sedemikian rupa. Jika pembaca memasuki desa wisata ini, diperbatasan antara Desa Blimbingsari dan Desa Melaya dibangun sebuah pintu gerbang yang disebut dengan nama " Kori Agung ".
Desa Wisata Blimbing Sari berada di di desa Blimbng Sari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, Indonesia.

Dibawah ini masih ada beberapa obyek wisata yang bisa anda jadikan agenda berlibur selanjutnya, jaraknya juga tidak terlalu jauh hlo Guys. Yuk lihat selengkapnya !!!

Bendungan Palasari Jembrana



Sunday, 8 January 2017

Kesenian Jegog di Desa Sangkaragung


Seni dan budaya memnag tak bisa dipisahkan dengan masyarakat Bali, hampir disudut darahnya pasti ada suatu tradisi maupun seni budaya yang unik, seru dan menarik untuk di tonton. Seperti di Desa sangkaragung ini memiliki kesenian Jegong yang merupakan salah satu seni budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Kesenian Jegong atau bisa disebut dengan kesenian karawitan Jegog merupakan ciri khas yang menunjukkan banyaknya keaneka ragaman kekayaan kebudayaan Bali. Sudahkan anda mengetahui kesenian kali ini ? bagi yang belum tahu maupun yang sudah tahu tentunya tak ada salahnyauntuk mengulas kembali kesenian yang amat menarik ini.

Kesenian Jegog adalah kesenian yang dipertunjukkan dengan alat musik yang berbahan dasar dari pohon bambu. Jangan bayangkan alat musik ini seperti halnya angklung, dilihat dari ukurannya saja alat musik ini cukup besar dan suara yang dihasilkan sungguh sangat merdu. Oh iya, 90 persen bahan yang digunakan untuk membuat alat musik ini ialah batang bambu.

Lebih jelasnya ketebalan yang terbesar adalah 2 cm, dengan panjang 300 cm serta berdiameter 18 cm. Pada umumnya, kesenian Jegong dimainkan oleh dua kelompok yang mana saling menunjukkan kekuatan dan bersaing bermain musik terhadap kelompok yang lain.

Warga setempat menyebutnya dengan istilah “Mebarung”, dan tak jarang kesenian ini ditambah dengan kreatifitas tari-tarian dan juga lagu-lagu oleh para kelompok. Maka tidak mengherankan jika menciptakan suatu karya seni yang  begitu fantastis, ramai, seru dan alami. Jangan heran ketika kesenian jegong ini dilaksakan banyak sekali turis maupun wisatawan domestik berbondong-bondong untuk menonton keseruannya.

Saat ini, tercatat setidaknya ada 56 kelompok seni Jegog yang berada di seluruh pelosok Pulau Bali, kelompok Suar Agung merupakan salah satu dari banyaknya kelompok seni Jegog yang berada di Desa Sangkaragung. Desa ini berjarak sekitar 5 km disebelah timur Kota Negara, dilihat dari para pesertanya ialah  pata petani Bali yang mengisi waktu senggangnya dengan bermain Jegog.

Kesenian Jegog ini sangat populer dimata para wisatawan mancanegara, yang khususnya wisatawan dari Jepang yang rutin menyaksikan kesenian Jegog dan dipraktekkan didaerah maupun negara asal mereka dengan suasana visualistik nan alami.

Jika pembaca ingin menyaksikan kesenian Jegog dapat menuju ke Desa Sangkaragung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, Indonesia.


Berikut obyek wisata terdekat yang bisa dijadikan agenda berlibur yang tak kalah serunya, yuk baca selengkapnya Guys !!!

Taman Air Desa Gumbrih – Indahnya Alam Bali



Friday, 30 December 2016

Pura Kebo Edan Gianyar – Situs Purbakala


Pulau Bali memiliki julukan Pulau Dewata, hal ini dikarenakan memiliki banyak sekali bangunan pura atau seribu pura. Keberedaan bangunan yang identik ini tak lain karena masyarakat Bali sejak dulu bermayoritas memeluk agama Hindu. Di setiap bangunanan pura memiliki keunikan tersendiri yang mana selalu menarik perhatian wisatawan untuk mengunjunginya.

Seperti pura yang berada di Kabupaten Gianyar dengan nama yang cukup aneh dan nyeleneh yakni Pura Kebo Edan. Dari nama yang digunakan tersebut tentunya ada aspek sejarah, yang mana masih ada kaitannya dengan dua buah arca kerbau atau Kebo ada didalamnya. Arca kerbau ini merupakan simbol dari kendaraan Sang Hyang Siwa ( Dewa Tri Murti sebagai pelebur ) yang dinamakan Nandini.

Jika dicermati arca Kerbau tersebut kelihatan akan marah ke arah archa Siwa Bhairawa disaat melakukan ajaran Bhairawa dengan menempuh jalan Niwerti ( memuaskan hawa nafsu ) untuk mencapai tujuannya. Jika membahas tentang kapan pembangunannya ? Pura Kebo Edan dibangun sekitar tahun 1284 atau abad ke-13 masehi.

Dari cerita yang diyakini menyebutkan Pura Kebo Edan masih ada berhubungan dengan masa kejayaan kerajaan Kediri di Tanah Jawa dengan rajanya yang bernama Prabu Kertanegara yang menganut ajaran Hindu Tantrayana. Pada saat itu beliau berhasil mengalahkan Bali, kemudian menyuruh Kebo Parud untuk menjadi patih di Bali.

Kebo Parud tak lain adalah wakil dari Prabu Kertanegara dan membawa ajaran Hindu Siwa dan Hindu Bairawa. Meskipun kedua ajarah agama ini bernama beda, namun dalam segi pemahaman yang terkandung didalamnya tetap sama yaitu akhir hidup atau bisa disebut dengan kata moksa. Nah kedua ajaran tersebut disatukan menjadi Siwa Bairawa di Pura Kebo Edan.

Bagi pembaca yang ingin mengetahui dan mengenal obyek wisata sejarah di Bali, tentunya tempat Wisata Pura Kebo Edan sangat wajib untuk dieksplor dan mengetahui situs ini. Asalakan semua pembaca tahu, di kawasan Pura Kebo Edan terdapat sejumlah peninggalan purbakala yang berupa arca-arca.

Setidaknya ada 55 buah arca yang diposisikan dibeberapa pelinggih yang di gambarkan oleh para arkeolog, bdiantaranya adalah :

  • Arca Bhairawa Siwa


Memiliki wajah seram, cukup unik dan sedikit aneh serta memiliki daya mistis, yang mana berbentuk tinggi besar sekitar 3.5 meter dengan gambaran menari di atas mayat manusia. Arca ini tak lain ialah sosok Bhairawa yang selalu bersifat Indria atau nafsu didalam kepuasan duniawi. Arca Bhairawa setinggi pernah mendapatkan perbaikan oleh Kantor Suaka Purbakala Bali pada tahun 1952.

  • Arca Kerbau Berjongkok


Sebuah araca berupa seekor kerbau dengan garang, liar dan juga  beringas seperti halnya kerbau saat marah atau Keb Edann.

  • Arca Bhairawa Raksasa


Bermata melotot serta didepannya ada hiasan dan mangkok berbentuk tengkorak manusia, yah bisa dibilang arca ini seram untuk dilihat.

  • Arca Ganesa

Tak sedikit orang yang mengenalnya dengan nama Betara Gana yang lebih jelasnya dewa yang berkepala gajah.

  • Arca Nandi
  • Arca Gajah
  • Dan masih banyak yang lainnya dengan kondisi yang sudah rusak.

Alamat Pura Kebo Edan terletak di Dusun Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. Lokasinyapun terbilang sangat mudah yang mana hanya beberapa meter dari tepi jalan utama di Desa Pejeng, ketika anda akan masuk kekawasannya terlebih dahulu harus menyusuri tembok samping sejauh beberapa puluh meter ke arah belakang.

Papan nama Pura Kebo Edan di tepi Jl Raya Pejeng ditulis dengan huruf Latin dan huruf Bali, hal ini sudah membuktikan bahwa Pura Kebo Edan merupakan salah satu Bangunan Cagar Budaya di Pulau Bali. Nama Pura Kebo Edan terkesan unik, eksotik dan menarik, seunik dan seeksotik peninggalan-peninggalan tua yang tersimpan di dalam lingkungan Pura Kebo Edan yang terbilang luas ini.

Dibawah ini ada beberapa obyek wisata yang jaraknya cukup dekat, yang mana mungkin bisa anda jadikan sebagai agenda wisata berikutnya. Selamat liburan !!!

Candi Tebing Tinggallinggah Gianyar



Wednesday, 28 December 2016

Desa Batu Bulan Gianyar ( Batu Bulan Village ) – Wisata Bali Seru


Pulau Bali menjadi tujuan utama wisata terutama di Kabupaten Gianyar yang memiliki data tarik seni unik dan menarik untuk dieksplor. Bagi para travelers yang meyukai tentang kesenian, maka berwisata ke Desa Batu Bulan bisa menjadi pilihan liburan yang tepat. Desa ini adalah pusatnya kesenian patung dan ukiran berbahan dasar batu.

Sesuai dengan namanya dengan kata “Batu Bulan”, desa ini banyak terdapat art shop yang memajang dan menjual beraneka ragam kesenian patung batu. Keseniannya sugguh memukau hlo Guys, mulai dari Patung Budha, Ganesha, para dewa dan dewi, para pahlawan, hingga ada juga berbagai kesenian patung yang berkategori modern.

Luas kawasan Desa Batu Bulan sekitar 6.422 km2 bisa dikatakan desa yang unik di Bali, yang menjadi alasannya tak lain adalah hampir kesemua dari penduduknya memiliki keahlian membuat patung dan ukiran. Kemampuan ini merupakan wariskan turun temurun dari nenek moyang merekan dan masih lestari serta bertambah maju hingga sekarang.

Oh iya, karena  Desa Batu Bulan adalah sebuah wilayah administratif, maka desa ini terbagi menjadi tiga desa adat, diantaranya ialah Desa Adat Tegaltamu, Desa Adat Jero Kuta, dan Desa Adat Dlod Tukat. Masing-masing dari desa adat tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa banjar atau lebih mudah pemahamannya yakni satuan adat yang berfungsi untuk mengelola pertanian.

Selain memiliki keahlian dibidang pertanian, banjar yang disebutkan tersebut juga mempunyai kelebihan tentang menyajikan seni pertunjukan yang sangat diminati oleh wisatawan yang berkunjung, yakni Banjar Denjalan ( Desa Adat Jero Kuta ) dan Banjar Tegehe ( Desa Adat Dlod Tukat ) dengan mempertunjukkan Tari Kecak, Tari Barong, maupun Tari Legong.

Dari banyaknya wisatawan yang pernah berkunjung, sebagian besar dari mereka mengasosiasikan Desa Batu Bulan sebagai daerah yang memproduksi benda-benda seni patung berbahan baku batu. Pernyataan ini ternyata salah besar hlo, karena selain membuat patung dari batu masyarakat Desa Batu Bulan juga membuat ukir-ukiran dari kayu, kerajinan-kerajinan dari bambu serta seni batik.

Hasil kerajinannya tak hanya dijual di tempat saja, melainkan masyarakat Desa Batu Bulan mengekspor barang buatannya hingga ke mancanegara sebagai hiasan pelengkap taman, kantor, maupun hotel. Sementara tempat untuk menyelenggarakan pertunjukan kesenian untuk disajikan wisatawan berada di Banjar Dejalan, Pura Puseh, Jalan Tahak SMKI ( Sekolah Menengah Karawitan Indonesia ), dan di Banjar Tagehe.

Jadwal penyelenggaraan bisa diadakan setiap hari  dan jelasnya adalah sebagai berikut :
Tari Barong mulai pukul O9.30 WITA.
Tari Kecak mulai pukul 18.30 WITA.
Tari Legong  mulai pukul 09.30 WITA.

Pembaca juga bisa melihat proses belajar kesemua kesenian yang berada di desa ini, yakni di sekolah kejuruan di bidang kesenian, misalnya Sekolah Menengah Seni Rupa ( SMSR ), Sekolah Menengah Industri Kerajinan ( SMIK ), serta Sekolah Menengah Karawitan Indonesia ( SMKI ). Untuk memasuki desa wisata ini pengunjung tidak dipungut biaya sedkitpun. Tiket akan berlaku jikalau pengunjung melihat pertunjukan kesenian, seperti Tari Kecak, Tari Barong atau  Tari Kecak.

Desa wisata nan eksotis unik, menarik dan sangat sayang untuk di lewatkan ini berada di Desa Batu Bulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, Indonesia.

Selamat liburan !!!


Yuk lihat juga obyek wisata lainnya di Kabupaten Gianyar lainnya dibawah ini :

Desa Celuk - Wisata Belanja Kerajinan Perak



Desa Kendran Gianyar – Desa Wisata Bali


Bukan hal baru lagi bahwa Pulau Bali menjadi daerah wisata yang diburu banyak kalangan pelancong dari berbagai daerah maupun mancanegara. Banyak sekari pariwisata yang dimiliki, mulai dari wisata alam, wisata kuliner, wisata seni dan budaya, serta masih banyak lainnya yang pastinya tak cukup waktu singkat untuk membahasnya.

Sebagai salah satu contoh tempat wisata yang banyak dikunjungi ialah Desa Wisata Kendran yang lokasinya berada di kawasa Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Daya tarik yang dimilikinya tak lain adalah benda peninggalan bersejarah berupa keranda batu ( peti mayat berbahan batu ‘Sarkofukus’ ).

Selain itu juga, desain bangunan rumah di Desa Kendran masih berbentuk rumah tradisional khas Bali. Sementara tembok dinding pembatas rumah terbuat dari tanah yang tak kalah kuat dan kokoh seperti dinding tembok pada umumnya. Pembaca taka akan kecewa saat berwisata di desa ini, karena paronama alam pedesaan masih begitu original.

Segarnya udara yang semilir dan keindahan pesona pemandangan sawah terasering masih bisa anda lihat hlo. Sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk datang ke Desa Wisata Kendran untuk menikmati segala keindahan dan keunikan yang dimilikinya. Sungguh pemandangan yang layak di sebut dengan surga dunia.

Pariwisata di Bali bisa anda jadikan sebagai target utama disaat mengisi hari liburan, tentunya masih banyak wisata lainnya yang tak kalah serunya untuk dieksplor disini. Nah jika pembaca berencana berwisata di Desa Wisata Kendran, selama perjalanan sebelum sampai ke lokasi sejauh mata memandang akan di hibur dengan pemandangan alam yang mempesna.

Dari pusat Kota Denpasar berjarak sekitar 31 km atau setara dengan waktu perjalanan selama 45 menit sampai 1 jam.

Yuk gali informasi lagi obyek wisata di Kabupaten Gianyar lainnya di bawah ini :

Lembu Putih Gianyar – Wisata Langka





Lembu Putih Gianyar – Wisata Langka


Di Pulau Bali ada wisata yang bisa dibilang langka, seperti kebanyakanan pembaca tahu kata lembu adalah nama lain dari kerbau. Namun kerbau yang berada di Desa Taro Kaja, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar tak seperti biasanya yang cenderung berwarna gelap. Kerbau disini memiliki warna kulit putih yang mana banyak menarik wisatawan untukk melihatnya.

Keseruanya akan semakin bertambah tatkala anda berada dikasawannya, siap-siaplah untuk enggan beranjak dengan suasana yang sangat sejuk khas pegunungan. Oh iya, lembu putih tersebut dipercaya memiliki daya magis yang mana dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu lembu putih atau "Lembu Nandini" ialah kendaraan dari "Dewa Siwa".

Hewan ini sangat di sucikan, sehingga warga sekitar tidak ada yang berani mengganggu ataupun memperlakukan seperti hewan pada umumnya. Dalam proses menyembuhkan penyakit medis atau non medis menggunakan cara yang cukup unik hlo Guys. Mereka biasanya mengambil kotoran, air mani ataupun susunya guna cara pengoobatan.

Hal tersebut mengundang rasa penaasaran para ahli dari berbagai daerah ( domestik maupun mancanegara ) untuk meneliti kashiat dari kotoran Lembu Putih. Adapun keistimewaan selain dari warna kulitnya, bahkan warna mata dari Lembu ini juga serasi dengan warna kulitnya yakni berwarna putih.

Guys, masyarakat Desa Taro sangat meyakini kesucian hewan ini dan mereka tak berani memelihara secara pribadi apalagi membunuh hewan suci tersebut. Andai kata, ada lembu putih yang lahir dari peliharaannya dan setelah berumur 6 bulan hewan tersebut diserahkan kepada Desa untuk merawat.

Dalam inti pembahasan ini, para penduduk di Desa Taro Kaja  memperlakukan hewan itu dengan sangat istimewa, demikian pula dengan keturunan dengan berwarna lain. Selain disucikan, lembu putih juga digunakankan sebagai sarana pelengkap ( saksi ) upacara Ngasti. Lembu Putih ini dibawa ke tempat upacara dan dituntun mengelilingi areal atau tempat upacara sebanyak tiga kali.

Dengan keunikan yang sangat langka, membuat masyarakat Taro Kaja menjadikannya sebagai salah satu daya tarik wisata di Bali yang dimaksudkan untuk menjaga kelestarian lembu putih. Kawasan wisata Lembu Putih sudah ditata sedemikian rupa, sehingga sangat cocok digunakan sebagai tempat edukasi wisata keluarga terutama bagi anak-anak untuk mengenal lebih jauh hayati yang ada.

Alamat :

Desa Taro Kaja, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.

Yuk baca lagi obyek wisata di kabupaten Gianyar yang tak kalah menarik, langsung saja klik judul dibawah ini :

Ceking Paronama ( Ceking Terrace ) – Keindahan Sawah Terasering



Tuesday, 27 December 2016

Ceking Paronama ( Ceking Terrace ) – Keindahan Sawah Terasering

Satu lagi nih Sob pariwisata di Pulau Bali yang menawarkan keindahan alam yang layak untuk kita kunjungi. Sebagai alasan mengapa pariwisata alam sangat diminati oleh para wisatawan tak lain karena sangat mengasyikkan dan memberi kesan yang lebih. Kabupaten Gianyar memiliki potensi keindahan alam yang kini lagi ngehits.
Ceking Paronama atau bisa juga di sebut dengan nama Ceking Terrace merupakan tempat wisata yang menyajikan keindahan area persawahan yang berundak-undak ( sistim pertanian terasering  ) pada daerah miring di lereng bukit. Sebab dinamakan sedemikian rupa karena lokasinya berada di Desa Ceking, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.
Jadi singkat pemahaman tentang sebutan Ceking adalah nama dari letaknya atau keberadaan obyek wisata tersebut. Sugguh luar biasa indahnya yang diciptakan sistim terasering ini menjadikan Desa Ceking memiliki keunikan tersendiri. Daya tariknya semakin memikat ditambah dengan udara dikawasannya yang sejuk, membuat siapa saja akan betah berlama-lama menikmati suasana alamnya.

Maka dari alasan inilah Ceking Terrace menjadi salah satu objek wisata alam di Bali yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Sistim pertanian terasering diperkirakan sudah ada sejak abad ke-9 dan hingga saat ini masih tetap dipertahankan serta dijaga keasrinya oleh para petani setempat.

Guys, disini anda juga bisa menikmati berbagai wisata kuliner hlo yakni di cafe, rumah makan maupun restaurant, sambil menimati hidangan yang dipesan tentunya akan menyenangkan dengan didominasi dengan keindahan ekspetakuler alam persawahan terasering. Selain itu juga banyak terdapat art shop yang menjual berbagai cindra mata untuk oleh - olah.
Jangan lewatkan juga obyek wisata seru lainnya di Kabupaten Gianyar ya Guys, yuk lihat dibawah ini :

Bukit Jati Gianyar - Ngetrip Terus



Goa Gurba Gianyar – Wisata Bali Seru


Wisata di Pulau Bali sangat diminati banyak orang, memang sudah dari dulu daerah ini sangat di idam-idamkan sebagai tempat favorit berlibur. Selain terkenal dengan bangunan candi dan pura, Bali juga memiliki obyek wisata goa. Goa Gurba yang berada di Kabupaten Gianyar ini merupakan salah satu dari situs peninggalan purbakala yang mempunyai nilai berharga.
Pembangunan Goa Gurba  dilakukan sekitar abad ke-12 Masehi yakni pada masa pemerintahan Raja Jayapangus dan lokasinya tepat berada di bawah Pura Agung Pengukur-ukuran. Goa ini merupakan sebuah ceruk pertapaan yang dipahat pada tebing jurang Sungai Pakerisan. Konon yang menggunakan Goa Gurba untuk tempat meditasi pertapaan adalah Patih Kebo Iwa.

Suasana dikawasaan obyek wisata Goa Gurba sangat damai dengan penuh ketenangan, alamnya juga  masih asri hlo, jadi bagi anda yang bermaksut ingin menenangkan diri dan pikiran, berlibur ketempat ini menjadi pilihan yang sangat cocok. Untuk bisa sampai kelokasi Goa Gurba yang tak lain ialah cagar budaya, kalian harus turun melewati gapura dan kemudian menuruni tangga batu.

Dari tangga ini anda sudah bisa mendapati keunikan yakni berupa telapak kaki, usut punya usut telapak kaki tersebut milik dari Patih Kebo Iwa. Diatas Goa Gurba ada beberapa buah kolam dan pancuran yang tepat sisi kolam tersebut ada sebuah lobang untuk menuju ke goa. Lobang inilah yang biasanya digunakan oleh para wisatawan untuk masuk ke dalam Goa Gurba.

Kebersihan Goa Garba selalu terjaga dengan tatanan yang selalu rapi, hal ini dikarenakan ada petugas kebersihan yang selalu merawat keberadannya. Bentuk dari pada Ceruk pertapaan ini bisa dibilang sangat unik dan indah, tentunya sangat disayangkan jika pembaca berada di Kabupaten Gianyar tidak mengunjunginya.

Lokasi Goa Gurba berada di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.


Yuk Sob, baca obyek wisata menarik lainnya yang berada di Kabupaten Gianyar lainnya dibawah ini :

Puri Agung Gianyar – Info Wisata Bali



Pura Gunung Kawi Sebatu – Wisata Menyenangkan di Bali


Keindahan alam di Pulau Balisangat mempesona, pembaca pasti enggan untuk cepat-cepat pulang ketika sedang melakukan aktivitas liburan disini. Anda sekarang berada di Kabupaten Gianyar atau baru akan merencakan liburan didaerah ini ? Ada satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungii yakni Pura Gunung Kawi Sebatu.

Obyek wisata ini menawarkan akan keindahan sebuah pura Hindu berciri khas bangunan Bali. Dari banyaknya info yang dikumpulkan belum diketakui secara pasti kapan dibangunnya Pura Gunung Kawi Sebatu ini. Tetapi menurut sejarahnya bahwa Pura Gunung Kawi Sebatu didirikan untuk tempat pemujaan Dewa Wisnu atas perintah Rishi Markandeya.

Orang yang disebut Rishi Markandeya adalah seorang guru ( Maharishi ) yang menyebarkan agama Hindu dari Pulau Jawa. Dari petunjuk inilah bahwa pembangunan Pura Gunung Kawi Sebatu dapat diperkirakan antara 1300AD - 1500AD. Maharishi Markandeya ialah orang dari Kerajaan Majapahit yang dulunya memberi pengaruh di Nusantara dan tak luput dengan kerajaan Bali juga.

Di dalam kawasan Pura Gunung Kawi Sebatu memiliki sebuah pemandian umum yang mana kolam beserta pancuran di bagian kanan kompleks pura. Kolam pemandian ini bisa dikatakan cukup luas dengan kondisi air yang sangat jernih dan menyegarkan. Selain itu suasana disini sangat nyaman yang berada jauh dari keramaian kota.

Jadi sangat cocok dijadikan sebagai tempat rekreasi sekaligus merefresh dari kesibukan sehari-hari, apalagi bersama keluarga pastinya sangat menyenangkan sekali. Oh iya Guys, terdapat pula sebuah kolam besar di halaman pura dimana kolam ini berisi ikan koi berbagai jenis dan ukuran. Perlu diperhatikan ya, siapau dilarang untuk menangkap ikan di kolam ini karena dikeramatkan.

Ditengah halaman diluar pura utama terdapat sebuah aula terbuka, tempat ini adalah tempat untuk rapat oleh penduduk Desa Sebatu. Fungsi lainnya bisa digunakan untuk tempat istirahat bagi pengunjung sembari menikmati segala keindahan maupun suasana yang tersaji didalamnya.

Alamat Pura Gunung Kawi Sebatuberada di Jl. Raya Biyad, Tegallalang, Desa Sebatu, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.


Di bawah ini adalah obyek wisata di Kabupaten Gianyar yang tak kalah menariknya, yuk baca !!!

Pura Gaduh – Wisata Tenang & Jauh Dari Keramaian Kota



Monday, 26 December 2016

Pura Gaduh – Wisata Tenang & Jauh Dari Keramaian Kota


Hay Travelers, apakah anda sedang mencari obyek wisata di Pulau Bali yang menyenangkan sekaligus bisa merefresh diri dari kejenuhan hiruk piruk keramaian kota ? memang ya Guys, terkadang kita merasa bosan dengan suasana kota yang identik dengan kesibukan, walaupun nyatanya banyak fasilitas yang sangat lengkap.

Khus bagi pembaca yang ingin mendapatkan pengalaman liburan lain dari pada yang lain tak ada salahnya jika mengunjungi Pura Gaduh. Katanya jauh dari keramaian kota ? Tak seperti namanya, Pura Gaduh berlokasi di daerah yang tenang dan hening walaupun nyatanya keberadaannya tepat di sisi jalan utama.

Pura ini merupakan tempat ibadat umat Hindu yang bisa dibilang kuno, karena Pura Gaduh adalah bangunan warisan dari nenek moyang dan hingga detik ini masih dirawat dan masih dilestarikan keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Pura Gaduh merupakan bagian dari Pura Kahyangan Jagat dan juga bagian dari salah satu kompleks pura yang ada di lingkungan tersebut.
Bangunan pura yang ada didalam kawasan kopleks ini diantaranya Pura Gedong Puseh, Pura Kuru Baya serta Pura Batur Sari. Letak dari pada Pura Gaduh berada tepat di halaman barat Pura Puseh dan sebelah timur Pura Kuru Bayu. Nah jika pembaca menanyakan tentang keunikan Pura Gaduh, yakni terletak pada keberadaan sebuah arca yang cukup menyeramkan.

Arca menyeramkan ini bernama “Kepal Kebo Iwa” dengan spectifikasi mata melotot, kuping lebar, rambut gimbal dan juga gigi taringnya yang menyembul keluar seperti halnya siluman buto ijo. Sebagian besar masyarakat setempat percaya bahawa perwujudan dari wajah Kebo Iwa tersebut memiliki nilai filosofi yakni perbuatan baik dan buruk berasal dari kepala.

Dari penelitian yang sudah dilakukan, belum dapat membuktikan secara pasti tentang kapan dibangunnya Pura Gaduh ini. Usut punya usut dari berbagai sumber menyebutkan, kalau Pura Gaduh merupakan tempat suci peninggalan Raja Patih Sri Jayakatong yang memerintah sejak Tahun Saka 1214 hingga 1302 Masehi.

Setelah itu pemerintahannya diteruskan oleh Raja-Raja  Bali lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut Raja Sri Jayasunu - Raja Sri Masula-Masuli - Raja Sri Antasura Ratna Bumi Banten dan keturunan Sri Karang Buncing yang ada saat ini.

Alamat Pura Gaduh berada di Jalan Kebo Iwa, Desa Blahbatu, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.

Guys, dibawah ini ada sederet obyek wisata di Kabupaten Giayar yang mungkin bisa anda jadikan agenda wisata berikutnya :

Pura Samuan Tiga Gianyar ( Pura Penataran ) - Wisata Sejarah