autosurf
Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts

Monday, 26 December 2016

Pura Gaduh – Wisata Tenang & Jauh Dari Keramaian Kota


Hay Travelers, apakah anda sedang mencari obyek wisata di Pulau Bali yang menyenangkan sekaligus bisa merefresh diri dari kejenuhan hiruk piruk keramaian kota ? memang ya Guys, terkadang kita merasa bosan dengan suasana kota yang identik dengan kesibukan, walaupun nyatanya banyak fasilitas yang sangat lengkap.

Khus bagi pembaca yang ingin mendapatkan pengalaman liburan lain dari pada yang lain tak ada salahnya jika mengunjungi Pura Gaduh. Katanya jauh dari keramaian kota ? Tak seperti namanya, Pura Gaduh berlokasi di daerah yang tenang dan hening walaupun nyatanya keberadaannya tepat di sisi jalan utama.

Pura ini merupakan tempat ibadat umat Hindu yang bisa dibilang kuno, karena Pura Gaduh adalah bangunan warisan dari nenek moyang dan hingga detik ini masih dirawat dan masih dilestarikan keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Pura Gaduh merupakan bagian dari Pura Kahyangan Jagat dan juga bagian dari salah satu kompleks pura yang ada di lingkungan tersebut.
Bangunan pura yang ada didalam kawasan kopleks ini diantaranya Pura Gedong Puseh, Pura Kuru Baya serta Pura Batur Sari. Letak dari pada Pura Gaduh berada tepat di halaman barat Pura Puseh dan sebelah timur Pura Kuru Bayu. Nah jika pembaca menanyakan tentang keunikan Pura Gaduh, yakni terletak pada keberadaan sebuah arca yang cukup menyeramkan.

Arca menyeramkan ini bernama “Kepal Kebo Iwa” dengan spectifikasi mata melotot, kuping lebar, rambut gimbal dan juga gigi taringnya yang menyembul keluar seperti halnya siluman buto ijo. Sebagian besar masyarakat setempat percaya bahawa perwujudan dari wajah Kebo Iwa tersebut memiliki nilai filosofi yakni perbuatan baik dan buruk berasal dari kepala.

Dari penelitian yang sudah dilakukan, belum dapat membuktikan secara pasti tentang kapan dibangunnya Pura Gaduh ini. Usut punya usut dari berbagai sumber menyebutkan, kalau Pura Gaduh merupakan tempat suci peninggalan Raja Patih Sri Jayakatong yang memerintah sejak Tahun Saka 1214 hingga 1302 Masehi.

Setelah itu pemerintahannya diteruskan oleh Raja-Raja  Bali lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut Raja Sri Jayasunu - Raja Sri Masula-Masuli - Raja Sri Antasura Ratna Bumi Banten dan keturunan Sri Karang Buncing yang ada saat ini.

Alamat Pura Gaduh berada di Jalan Kebo Iwa, Desa Blahbatu, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.

Guys, dibawah ini ada sederet obyek wisata di Kabupaten Giayar yang mungkin bisa anda jadikan agenda wisata berikutnya :

Pura Samuan Tiga Gianyar ( Pura Penataran ) - Wisata Sejarah



Dusun Bona Desa Belega – Wisata Seru !!!


Wisata Bali tak pernah membosankan, disetiap sudut daerahnya selalu ada obyek wisata yang seru untuk di kunjungi. Seperti tempat wisata Dusun Bona Desa Belega di kabupaten gianyar ini memiliki keunikan tersendiri. Tak sekit para wisatawan berbondong-bondong untuk mengunjunginya mulai dari wisatawan domestik hingga wisatawan mancanegara hlo Guys.

Dilihat dari sejarah pada awal abad ke-17 yang saat itu adalah masa pemerintahan Dalem Ketut yang memiliki beberapa patih terkenal dimana salah satunya adalah Ki Kebo Iwa yang memrintah di daerah Blahbatuh, Gianyar. Dimasa kepemimpinan Ki Kebo Iwa, daerah Blahbatuh dikenal oleh masyarakat luas dengan kesaktian dan kekebalan Ki Kebo Iwa yang mandara guna serta sulit dikalahkan.

Kata Blahbatuh berasal dari dua suku kata yang tak lain adalah “Blah” dan “batu” yang masing-masingnya memiliki arti rakyat dan batu atau kuat. Dari rangkaian 2 suku kata inilah kemudian kata Blahbatuh dimuroti ( diartikan / maknai ) dengan penegrtian suatu rakyat yang mempunyai pemimin yang sangat tangguh, kuat dan sakti  bernama patih Ki Kebo Iwa.

Jangan beranjak dulu sob karena belum membahas persoalan yang menjadi judul diatas, untuk Desa Belega pada saat itu kawasan wilayahnya masih dikuasai oleh kepemimpinan daerah Blahbatuh. Kata Belega juga memiliki arti tersendiri dan terdiri dari 2 suku kata hlo, yakni Bala dan Aga yang berarti rakyat dan asli.

Masyarakat Desa Belega ini masih menunjukkan ciri khas keaslian penduduknya bahwa yang merupakan penduduk asli Blahbatuh. Sebagian besar mata pencaharian warganya sebagai pengrajin beraneka jenis peralatan yang terberbahan baku bambu, kerajinan yang dibuatnya mulai dari kursi, meja, tempat tidur, dan lain-lain yang bertaraf ekspor ke luar negeri.

Sementara kerajinan yang dibuat oleh masyarakat Dusun Bona pada umumnya membuat macam-macam kerajinan berbahan dasar daun lontar. Meskipun begitu hasil kerajinannya tak kalah menarik yang diantaranya adalah  tas, topi, kipas, sandal keranjang, pohon natal, dan barang-barang lainnya yang sangat menggoda bagi siapapun wisatawan yang melihatnya.

Keseruanmu akan menjadi ketika berwisata di Dusun Bonatak lain ialah masyarakat Dusun Bona ini juga sanagat terkenal dengan pertunjukan Tari Kecak dengan menceritakan cerita Ramayana. Tak jarang juga pada saat pertunjukkan Tari Kecak, diiringi dengan pertunjukan Tari Sanghyang Dedari yang ditarikan oleh dua orang gadis yang dirasuki roh ( tak sadarkan diri ).

Pengalaman berlibur semakin berkesan, kareta seusai pertunjukan Tari Sanghyang Dedari selesai berlanjut dengan pertunjukan Tari Sanghyang Jaran yang mana dilakukan oleh seorang laki-laki yang menari serta membawa bara api di tangan dengan telanjang kaki.

Seru bukan Guys ? tentunya sebelum berkunjung telebih dahulu harus mengetahui lokasinya ya dan obyek wisata nan eksotis penuh dengan keseruan ini berada di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.

NB : Bona adalah suatu dusun yang daerahnya masih berada di kawasan Desa Belega.

Yuk Guys baca juga obyek wisata nan seru Kabupaten Gianyar seru lainnya di bawah ini :

Relief Bitera Gianyar - Bali

Relife Yeh Pulu Gianyar

Puri Agung Gianyar – Info Wisata Bali



Sunday, 25 December 2016

Candi Tebing Tinggallinggah Gianyar


Sob !!! di Pulau Bali tak hanya ada pura yang unik-unik hlo, nah jika anda liburan di Kabupaten Gianyar ada suatu obyek wisata yang sangat di sayangkan jika tak mengunjunginya. Sudahkah anda mengunjungi Candi Tebing Tinggallinggah ? Yak candi memang persis dengan namanya yang mana keberadaannya di tebing sebuah sungai.

Sangat unik tentunya, pastinya bagi anda yang memiliki jiwa penasaran tak akan menyia-nyiakan kesempatan jika berlibur ke Bali bukan ? Candi Tebing Tinggallinggah merupakan situs purbakala yang baru beberapa tahun lalu ditemukan yang tak lain adalah seorang ahli purbakala berkebangsaan Belanda ( Krijsman ).

Situs bersejarah ini kaya akan nilai historis dan filosofis yang tepatnya terletak di sebuah tebing Sungai Pakerisan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. Krijsman menemukan bangunan ini tatkala Ia melakukan sebuah penyelidikan terhadap sebua bangunan kecil yang saat itu hanya dianggap bangunan gapura pada umumnya oleh warga setempat.

Pembaca penasaran ? Nah, jika ingin melihatnya secara langsung terlebih dahulu anda harus menuruni tangga sebelum akhirnya sampai ke lokasi Candi Tebing Tinggallinggah. Selama perjalanan anda akan dihibur dengan pemandangan alam nan menawan berupa hamparan sawah terasering khas Bali.

Semilir angin pesawahan membuat siapa saja akan merasakan suasana pedesaan yang begitu asri dan memberi ketenangan tersendiri, hal ini tentunya cocok bagi anda yang ingin merefrsh diri dari hiruk piruk keremaian kota. Hijaunya hamparan persawahan yang luas begitu menajubkan tak luput untuk dijadikan spot berselfie para pengunjungnya.

So jangan sampai lupa bawa alat foto ya Guys, oh iya Candi Tebing Tinggallinggah memiliki 2 seni pahat yang dipisahkan oleh tebing yang berseberangan. Ke-2 seni pahat tersebut dipisahkan oleh aliran sungai Pakerisan yang mana di tiap masing-masing dinding terdapat bentuk candi dan juga sejumlah cerukan yang berbeda.

Seperti yang sudah dikatakan tadi, bahwa sebelumnya warga desa setempat hanya menganggapnya sebagai sebuah bangunan gapura masuk. Anggapan itu kemudian berbalik 100% setelah dilakukan penggalian sehingga di temukan sebuah tangga menuju keatas. Tak Cuma itu saja hlo Guys, di sebelah kanan bangunan tersebut juga didapati gapura yang lebih besar dengan kondisi sebagian telah runtuh.

Dan kerennya lagi pada bagian belakang gapura itu ada sebuah halaman yang dindingnya terpahat  dua buah candi. Sementara pada dinding sebelah kiri gapura terdapat bangunan biara yang pembangunanya belum rampung, kemungkinan besar dari hasil penelitial hal tersebut ditinggalkan disebabkan oleh adanya bencana alam berupa gempa bumi.

Hasil penelusuran dapat disebutkan sudah ditemukan sebanyak 7 cerukan dan juga 3 lingga yang berlambangkan “Trimurti” atau Dewa Utama ( Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa ). Jika diamati dengan teliti, dulunya cerukan tersebut merupakan tempat untuk semedi / bertapa.

Alamat lengkap Candi Tebing Tinggallinggah berada di Dusun Tegallinggah, Kecamatan Bedulu, Kabupaten Gainyar, Provinsi Bali, Indonesia.

Dibawah ini ada obyek wisata di Kabupaten Gianyar yang mungin bisa anda jadikan agenda wisata selanjutnya, yuk baca tentunya tempat wisata ini tak kalah serunya hlo Guys !!!

Museum Purbakala Gianyar ( Museum Gedong Arca )



Museum Purbakala Gianyar ( Museum Gedong Arca )


Pariwisata Bali menyuguhkan nuansa yang berbeda dengan tempat wisata di tempat lain, sebab itulah tak sedikit wisatawan domestik hingga mancanega menjadikannya tujuan utama saat berlibur. Persis dengan namanya, Museum Purbakala adalah tempat yang emgoleksi beaneka benda-benda cagar budaya dari masa prasejarah sampai masa sejarah.

Yang tak lain kesemua benda-benda yang dikoleksi tersebut merupakan dari hasil pelestarian di wilayah Bali sendiri. Museum Purbakala berdiri kokoh diatas tanah seluas 5.165 meter yang mana terbagi menjadi tiga halaman yaitu halaman luar, halaman tengah, dan halaman dalam. Selai itu juga terdapat sembilan wantilan di halaman yang difungsikan sebagi ruang pertemuan.

Sementara halaman tengah adalah tempat untuk menyimpan serta memajang benda-benda purbakala yang menjadi daya tarik uatama dari Museum Purbakala ini. Benda-benda mulai dari sejarah dan prasejarah lengkap tersimpan rapi yang dibagi menjadi dua kelompok sebagai mana didasarkan pada waktu atau asal muasal terciptanya diantaranya adalah zaman batu hingga zaman perunggu, serta zaman sejarah dari abad ke VIII - XV Masehi.

Sejarah tentang berdirinya Museum Purbakala berawal dari gagasan mantan Kepala Dinas Purbakala Bali ( Prof. Dr Rd Soejono dan Drs Soeharto ) untuk memamerkan benda-benda cagar budaya yang berhasil dilestarkan oleh Jawatan Purbakala pada tahun 1950 dan berhasil di bangun antara tahun 1958-1959. Museum Purbakala resmi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tanggal 14 September 1974.

Benda-benda purbakala yang dimiliki Museum Purbakala atau Museum Gedong Arca ini terancam hilang yang disebabkan karena dibeli oleh wisatawan asing sebagai cendera mata dan barang koleksi. Hingga kini, tercatat jumlah koleksi yang berhasil dikumpulkan mencapai 3.000 buah yang mana merupakan hasil temuan, pembelian dari kolektor, dan milik pribadi yang kemudian diserahkan ke pihhak museum.

Adapun berbagai fasilitas pokok yang dimiliki Museum Purbakala guna memberi kenyamanan pengunjungnya yakni area parkir yang luas, kamar mandi, serta toilet. Berkunjung ke museum ini sangat tepat bagi mereka yang ingin mengulas tentang sejarah peradaban Bali dari masa ke masa.

Lokasi Museum Purbakala berada di Jalan Raya Tampak Siring, Desa Bedudu, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.


Yuk baca juga obyek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Gianyar yang tak kalah menariknya di bawah ini :

Puri Agung Gianyar – Info Wisata Bali

Saturday, 24 December 2016

Pura Samuan Tiga Gianyar ( Pura Penataran ) - Wisata Sejarah


Kabupaten Gianyar, Bali memiliki banyak sekali obyek wisata yang menarik dan salah stunya yang tak boleh anda lewatkan ketika berada dikawasannya adalah Pura Samuan Tiga. Tempat wisata ini tepat berada di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, provinsi Bali, Indonesia. Menurut sejarahnya, bahwa Pura Samuan Tiga ialah sebagai tempat memuja kekuatan alam oleh nenek moyang masyarakat setempat.

Maka dari itu pura ini tergolong banguanan yang sudah tua, dari informasi yang didapatkan mengatakan dibangun pada masa pra-sejarah. Dalam prosesnya melewati perjalanan sejarah yang begitu panjang jadi tak menutup kemungkinan ada sebagaian dari informasinya yang belum terpecahkan.

Dirilis dari salah satu halaman dalam lontar Tatwa Siwa Purana, bahwa pembangunan Pura Samuan Tiga dilaksanakan pada masa pemerintahan Prabu Candra Sangka sekaligus membangun pura Penataran sasih dan ilen-ilen ( hiburan ) tarkala piodalan, mulai dari nampiyog nganten, sanghyang jaran nglamuk beha ( menginjak bara ), mapalengkungan siyat pajeng, pendet dan siyat sampian yang memiliki tujuan untuk menghilangkan sehananing leteh dan juga membersihkan diri.

Setelah diteliti lebih lanjut nama dari Prabu Candra Sangka tidak ada dalam sejarah pada saat raja-raja yang ada di Bali. Tetai  ada pada Candrabhayasingha Warmadewa yang tertulis didalam prasasti di Pura Sakenan Manukaya Tampak Siring, yang mana berisikan tentang sejarah pembuatan pemandian tirta di Air Hampul atau populernya dengan sebutan Tirta Empul.

Sumber-sumber informasi tentang sejarah tersebut tentunya sangat penting untuk mengetahui lebih akurat akan sejarah-sejarah pura yang dibangun di seluruh pelosok Pulau Bali. Ini dikarenakan setiap berdirinya pura tertentu pasti ada sejarahnya, prasasti maupun purana yang mencatat tentang asal muasal ceritanya.

Jikalau yang dimaksud dalam lontar Tatwa Siwa Purana tersebut tak lain ialah Candra Bhayasingha Warmadewa tau nama lain dari Prabu Candra Sangk, maka dapat dipastikan pebangunan Pura Samuan Tiga ini sejaman dengan pembuatan Tirta Empul yang tak lain dibangun atau dibuat pada abad ke-10.

Semasa itu dibangunla Pura Gunung ( Pura Tirta Empul di Tampaksiring ), oh iya Guys Pura Penataran adalah nama lain dari Pura Samuan Tiga, dan yang satunya lagi dibangunlah pura yang bernama Pura Segara. Kelebihan dari Pura Samuan Tiga ini berlokasi dilingkungan pedesaan yang mana memiliki nuansa alam yang masih sangat asri dan alami.

Pura Samuan Tiga atau Pura Penataran merupakan situs cagar budaya, sehingga sanagat cocok bagi anda yang menyukai  wisata yang berbau wisata sejarah. Selama di kawasannya anda akan di suguhi dengan udara nan begitu sejauk, jadi berlama-lama berwisata disini adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh pengunjungnya.

Didalam kawasan Pura Samuan Tiga mempunyai 7 mandala atau halaman dengan ketinggian yang berbeda-beda, nama dari ke-7 halaman tersebut adalah Mandala Jaba, Penataran Agung, Duur Delod, Beten Kangin, Batan Manggis, Samenggen serta Mandala Jeroan.

Lokasi Pura Samuan Tiga berada di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.


Dibawah ini masih ada banyak lagi obyek wisata yang pastinya menyenangkan untuk anda kunjungi, yakni masih berada di kabupaten Gianyar tentunya. Yuk Guys baca selengkapnya :

Goa Gajah Gianyar - Wisata Unik & Menarik